
Ketika Tiga Festival Bunda Maria Keuskupan Ruteng dan Labuan Bajo Majukan Ekonomi Warga Lintas Agama di Flores
Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis, Penulis Buku Karya Kemanusiaan Tidak Boleh Mati, dan Aktivis Kemanusiaan Lintas Agama)
Ketiga, Festival Golo Curu Maria Ratu Rosario yang puncaknya dilaksanakan pada 7 Oktober dalam setiap tahun.
Tiga festival ini dikemas sedemikian rupa dengan pelbagai agenda positif, baik yang bersifat spiritual, budaya, ekonomi, maupum aneka kegiatan positif lainnya.
Ada pun rangkaian acara yang dikemas selama tiga festival itu di antaranya perayaan ekaristi pembukaan, prosesi Bunda Maria dari Paroki ke Paroki, pameran UMKM dan pentas seni budaya, karnaval budaya; prosesi akbar Maria di perayaan puncak, dan perayaan ekaristi puncak.
Rangkaian acara di atas melibatkan semua elemen warga apa pun agama, suku, ras dan golongannya. Keberagaman seperti ini memberi warna tersendiri pelaksanaan tiga festival ini yang memancarkan nilai-nilai kesatuan, persatuan, persaudaraan dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.
Salah satu hal menonjol yang memberi warna dari festival ini bagaimana rangkaian kegiatan yang dijalankan bisa mendongkrak ekonomi elemen warga lintas agama dari pelbagai pelosok Indonesia.