Ketika PAPHA dan Tokoh Lintas Agama di Sikka Berkomitmen Wujudkan Flores Sehat Jiwa

Laporan Walburgus Abulat (Jurnalis & Penulis Buku Karya Kemanusiaan Tidak Boleh Mati)

Ketika PAPHA dan Tokoh Lintas Agama di Sikka Berkomitmen Wujudkan Flores Sehat Jiwa
Peserta dengan penuh antusias mengikuti pemaparan materi seputar komitmen Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka dalam upaya berkolaborasi bersama Yayasan PAPHA dalam mewujudkan Flores Sehat Jiwa di Aula Egon Lantai 3 Kantor Bupati Sikka, Rabu (26/6/2024). Foto Wall Abulat

 

Solusi

Usai peluncuran dilanjutkan dengan penyampaian materi terkait kesehatan jiwa.Tampil dua nara sumber Plt. Kadis Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus yang membawakan materi berjudul “Kebijakan dan Strategi Kesehatan Jiwa” dan Kadis Sosial Drs. Rudolfus Ali, M.Siyang membawakan materi Peran Dinas Sosial Terhadap RehabilitasBagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Kadis Sosial Rudolfus Ali dalam materinya antara lain menawarkan beberapa solusi konkret dalam upaya mewujudkan kesehatan jiwa di antaranya tersedianya UPTD ODGJ agar semuaOPD terkait dapat menjalankan tupoksi secaramaksimal,tersedianyarumah singgah/aman.RPTC, adanya alokasi anggaran yang memadai khusus penanganan ODGJ, adanya program/kegiatan untuk edukasi melalui sosialisasi kepada keluarga ODGJ, dan tersedianyapendamping/pekerja sosial khusus dalam penanggulangan ODGJ minimal per kecamatan 1 orang.

Sementara PLt. Kadis Kesehatan Petrus Herlemus, S.Si.Apt., M.H., M.M dalam materinya berjudul “Kebijakan dan Strategi Kesehatan Jiwa” antara lain menggarisbawahi pentingnya kemitraan dala aspek kesehatan jiwa masyarakat untuk deteksi dini meruoajan slaah satu strategi penting penanganan masalah kesehatan jiwa; sosialisasi penanganan kesehatan jiwa penting karena banyak ketidaktahuan dan kekurangan pahaman bahwa mashalah kesehatan jiwa ada solusi, dan semua kita bisa bersaya.

“Penanganan orang dengan gangguan jiwa merupakan standar pelayanan minimal kabupaten/kota dan salah satu indikator keluarga sehat,” kata Pertus Herlemus.

 

Latar Belakang

Yayasan PAPHA dalam rilisnya juga menjelaskan latarbelakang kegiatan BERSAHAJA di mana menurut data Kementerian Kesehatan, penyakit jiwa merupakan penyebab nomor dua dari penyakit tidak menular di Indonesia, termasuk di NTT.

BACA JUGA:
BBTF 2023 Targetkan Transaksi dalam Kurun Waktu Satu Tahun Capai Rp8,5 Triliun

Di NTT, gangguan kesehatan mental diperkirakan berakibat ke 7,4% penduduk, yang mana lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 6,2%. Hal ini merupakan sebuah kekhawatiran yang penting, khususnya mengingat NTT merupakan salah satu dari propinsi dengan angka indeks pembangunan manusia terendah di Indonesia yakni sebesar 64,26.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2028 diketahuiterdapat 7 orang dengan penyakit gangguan mental dalam setiap 1000 rumah tangga.

Selain itu, di NTT yang merupakan 3 besar provinsi dengan angka kasus depresi tertinggi di Indonesia, pusat kesehatan yang memiliki poli kesehatan jiwa hanya 31,8% dan hanya ada 1 rumah sakit jiwa di NTT yang berlokasi di Kupang, Ibukota Propinsi. Saat ini, belum ada program yang intensif dan komprehensif yang mengangkat isu kesehatan mental dari pemerintah daerah yang bisa saja disebabkan karena kurangnya staf kesehatan yang terlatih, fasilitas yang belum tersedia serta terbatasnya anggaran untuk program ini sedangkan jumlah kasus semakin meningkat.

Semoga dengan adanya program yang dijalankan PAPHA bersama mitra kerjanya serta adanya komitmen bersama dari pelbagai tokoh lintas agama dan elemen warga yang hadir untuk berkolaborasi BERSAMA UNTUK FLORES YANG SEHAT JIWA (BERSAJAHA) diharapkan masalah kesehatan jiwa yang terus menghantui masyatakat Flores umumnya, dan Kabupaten Sikka khususnya yang ditandaibeberapa indikator tingginya kasus gantung diri di Kabupaten Sikka di mana selama periode Januari-Juni 2024 ada 8 kasus, dan jumlah warga yang masuk kategori ODDP (ODGJ) mencapai ribuan lebih diharapkan secara perlahan mulai teratasi atau dikurangi. “Kami berkomitmen berkolaborasi dengan PAPHA wujudkan Flores Sehat Jiwa,” demikian seruan bersama peserta dan tokoh lintas agama yang menghadiri peluncuran Projek BERSAHAJA.

BACA JUGA:
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto : UU Cipta Kerja Mudahkan Masyarakat Membuka Usaha Baru

Semoga komitmen tokoh lintas agama, dan elemen warga yang hadir ini serta adanya keseriusan Yayasan PAPHA dan mitra kerjanya JPM dan Yayasan Ayo Indonesia yang didukung donatur CBM Global Indonesia Australia bisa mewujudkan tekadbersama di atas yakni dalam kebersamaan atau BERSAMA UNTUK FLORES YANG SEHAT JIWA (BERSAJAHA). Deus Benedicat-Tuhan memberkati. ***

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More