Kemenangan Rakyat (Memaknai Raihan Suara Terbanyak Prabowo-Gibran)

Oleh Dionisius Ngeta, S. Fil (Staf YASBIDA Maumere, Putera Bheda-Nangaroro-Nagekeo)

Kita tidak bisa menang, kecuali jika kita belajar bagaimana untuk menerima kekalahan. Dan kita bisa juga kalah, jika kita tidak belajar memaknai akan arti sebuah kemenangan.

Sportifitas, Nilai Kemenangan

Sportivitas memang pahit karena ia mengharuskan kita untuk lebih menjunjung tinggi aturan perundang-undangan, etika dan moral daripada hasil kemenangan.

Muara sportivitas adalah keluhuran nilai daripada hanya sebuah kemenangan atau kekuasaan. Aturan, etika dan moral mengorientasikan manusia pada proses menemukan nilai-nilai: kebenaran, kebaikan, keindahan, kebersamaan, sportifitas dan kepantasan dalam sebuah persaingan atau pertandingan.

Dalam persaingan atau pertandingan, etika dan moral menuntut kita untuk mengutamakan martabat dan keadaban dalam seluruh proses meraih kemenangan.

Karena itu, orangtua di kampung mengatakan, “Untuk apa menang, sukses, dan kaya raya jika kamu tidak terhormat?”

Filsuf peraih hadiah Nobel, Albert Camus, menyebut sportivitas sebagai nilai yang membangun karakter manusia, tak ada hubungan secara langsung dengan kekalahan dan kemenangan.

BACA JUGA:
Sumpah dan Janji DPR: Antara Harapan dan Kenyataan (Memaknai Pelantikan Anggota DPR)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More