Kehidupan Itu Baru Ada Jika Tubuh dan Darah Itu Satu

Oleh Dionisius Ngeta, Komsos Paroki Nangahure

Kehidupan Itu Baru Ada Jika Tubuh dan Darah Itu Satu
Umat Paroki Nangahure. Foto istimewa

 

Karena itu menurut P. Wilem, CP ketika menerima Komuni Kudus  berarti kita masuk dalam suatu perjanjian untuk mau melaksanakan dan mentaati segala perintah dan Firman Tuhan. Tidak ada tawar menawar. Ketika kita mentaati dan melaksanakannya maka maka kita menjadi satu keluarga Allah, kita dikuduskan dan menjadi anak-anak Allah.

Selainjutanya P. Wilem, CP mengatakan bahwa sebenarnya iman itu bertumbah dari dua hal. Pertama, iman itu bertumbuh dari mendengarkan Firman Tuhan.  Ketika kita mendengarkan Firman Tuhan sesungguhnya kehidupan iman kita sedang dicas, iman kita sedang diaktifkan. Kedua, iman kita bertumbuh dalam tantangan dan penderitaan. Kedewasaan iman kita tak terlepas dari bagaimana kita memaknai tantangan dan penderitaan. Tantangan dan penderitaan adalah ujian bagi pendewasaan kehidupan iman kita. P. Wilem, CP mencontohkan  bagaimana saudara-saudari kita yang ada di luar Flores. Berdoa pun bagi mereka sulit, dilarang, diusir. Tapi justeru iman dan keyakinan mereka makin kuat, makin diuji makin dewasa di tengah tentangan, kesulitan dan penderitaan.

BACA JUGA:
Ganjar Pranowo: Idola Baru untuk Indonesia Maju 2024? (Mencermati Dinamika Capres-Cawapres PDIP)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More