Teriakan khas Sumba, pekelak berhasil mengejutkan dua pastor yang hendak pindah dari Bima ke Ruteng. Barisan penari berpakaian adat Sumba menyambut kedatangan dua pastor yang hendak memasuki kemah acara misa perpisahan.
Bunyi teriakan pekelak hasil permainan lidah mengiringi tarian penyambutan di depan kemah perayaan. Anggota kumpulan keluarga Sumba memenuhi kemah dengan busana kain khas Sumba.
Suasana kemah jadi redup dan tenang, ketika kedua pastor diarak menuju altar, tempat perayaan misa. Dekorasi kemah memberikan kesan sungguh meriah dan sekaligus menjadi ekspresi keberadaan mereka di tanah rantau.
Menjadi lebih memukau dan mengharukan ketika ibu-ibu manari indah menyambut laki-laki yang pulang dari medan perang. Sebuah kemenangan disambut dengan penuh sukacita di depan kemah acara perpisahan ini.
Teriakan pekelak merupakan teriakan khas dari tanah Humba itu sebagai salah satu tanda dimulainya perang di samping memberikan semangat dan membangkitkan keberanian dalam berperang.
Sebuah tarian perang Sumba diperagakan sekaligus mengingatkan dua pastor yang hendak pindah tugas dan kemungkinan tidak akan kembali di sini lagi,