Bisakah hal-hal kecil ini diabaikan? Bisa! Bisakah hal-hal sederhana ini dilibas oleh kewenangan seorang guru? Bisa! Begitulah umumnya dosen-dosen pada tahun-tahun itu. Hasil ujian dibagikan dengan nilai lengkap tapi kurangnya di mana, kita tidak tahu. Hanya menerka-nerka. Bahkan ada yang tidak pernah mengembalikan kerjas ujian, tidak ingin saya sebutkan di sini, tapi tiba-tiba saja nongol nilai tanpa kami tahu apa sih proses kerja kami sehingga mendapat nilai demikian.
Tapi apa yang menjadi ‘umumnya’ itu, tidak terjadi untuk Pater Servulus. Di situlah, saya tertegun. Saya membacanya sebagai kebesaran Pater Servulus justru dalam hal-hal rinci dan kecil-kecil begini. Padahal dia kurang apa kuasanya? Dia wakil dekan bidang akademik. Bergelar besar, kecerdasan besar, jabatan besar. Kebesarannya justru bersinar melalui hal-hal kecil ini. Saya mencintainya sejak saat itu. Karena siapa berani berkata cinta itu tidak muncul dari hal-hal sederhana dan kecil-kecil?