KATA SEINDAH BUNGA; Narasi Servulus Isaak SVD

Oleh: Gerard N. Bibang

Tidak tahukah dia tentang saudara kematian covid-19? Pasti tahu. Tapi untuk orang kecil berjiwa luas seperti Pater Servulus, hidup mati adalah bagaikan titian serambut yang dibelah tujuh dan dapat dilewati kapan saja tanpa keluh kesah yang merepotkan orang banyak.

Maka, saya sering bertanya kepada diriku sendiri dengan kesombongan menggunakan terminologi agama: “Bibang, hidupmu ini mencari dunia atau akhirat? Kalau kau jawab mencari dunia, saya tuding, yah, salahmu sendiri dunia kok dijadikan tujuan. Kalau jawabamu mencari akhirat, saya katakan “kalau kau mencari akhirat kenapa kau mengeluhkan dunia”. Kan sudah jelas sejak dahulu kala bahwa hidup ini hanya mampir minum. Namanya juga mampir, singgah sejenak, bukan bertempat tinggal tetap. Sudah jelas dunia hanya tempat persinggahan sementara di tengah perjalanan, kok disangka kampung halaman. Bodok de ghau, Bibang (= bego kamu, Bibang).

Sayangnya, dalam solilokuiku ini, Mori Keraeng (=Tuhan Allah) dengan suara sayup-sayup, menyatakan dan mungkin memang sengaja sekanario-NYA untuk saya:

BACA JUGA:
Kawanan Kecil  Tak Mau Kehilangan Gembala
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More