KATA SEINDAH BUNGA; Narasi Servulus Isaak SVD

Oleh: Gerard N. Bibang

Masih ingat betul, misalnya, dia tanya siapakah Yehezkiel-Yehezkiel di NTT? Saya jawab: misionaris-misionaris awal dan pahlawan-pahlawan lokal. Sesudah itu, dia tanya lagi, di Indonesia? Saya jawab: Ada Gus Dur, Sukarno, Hatta, Soetan Sjahrir, Uskup Soegjopranoto berikut dengan segala penjelasan sekenanya. Masih tidak puas lagi, dia singgung di level Asia. Siapa di Asia? Saya jawab: Mahatma Gandhi.

Mulailah saya dengan mulut berbusa-busa menjelaskan prinsip gerakan non-violence Mahatma Gandhi, sebuah gerakan yang mengubah wajah dunia. Di sana-sani saya menyebut buku-bukunya dengan judul dan tahun penerbitan lengkap. Mengapa? Ini yang Pater Guido tidak tahu. Sebulan sebelumnya saya mendapat kiriman buku-buku Gandhi tentang non-violencedan dampaknya bagi peradaban dunia dari Pater Dami Mukese SVD yang saat itu sedang studi di Manila. Sedianya, tentang Gandhi mau dimasukkan di bagian tentang relevansi tapi karena keterbatasan space, Pater Servulus bilang, tidak usah.

Saking semangatnya saya menjelaskan Gandhi sampai-sampai Pater Guido tak sempat bertanya lagi, atau lebih tepat lupa untuk bertanya, sementara itu saya melihat Pater moderator Servulus tersenyum sambil melihat arlojinya.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More