KATA SEINDAH BUNGA; Narasi Servulus Isaak SVD

Oleh: Gerard N. Bibang

Mungkin karena dia tahu saya mepet dengan deadline, maka dia sampaikan tips: “kau lihat saja di index kata hati nurani, lalu ke halaman yang ditunjuk”. Dan sebelum pamit, untuk membesarkan jiwa saya, mungkin dia tahu saya sudah down sejadi-jadinya, dia katakan: “kau bisa, maka-nya tadi saya kasi ini buku utama, minggu depan harus bawa pulang!”

Jujur, langkah demi langkah pulang ke kamar terasa berat tidak kira-kira seperti sedang memikul berton-ton karung beras. Dada yang tadinya agak busung, pulang dalam keadaan kempes tiada juntrungan.

Nah, perasaan itu sirna begitu saya mulai mengerjakan revisi dan membaca buku utama yang dia berikan. Di halaman penting terlihat di sana- sini digarisi dengan stabilo kuning, persis di bagian tentang hati nurani. Hahahahahaha, saya ngakak sendiri. Untuk apa lagi saya baca seluruh buku. Cukup baca alinea-alinea yang ada stabilo kuning. Ternyata memang itulah bahan yang dia ambil waktu menyusun papernya yang tadi dia tunjukkan di kamarnya.

Alhasil, dua hari selesai. Saya ke kamarnya membawa skripsi dengan ketikan rapih dua spasi. “ Hah, yang benar sedikit e, jangan asal jadi, nanti tunggu saya panggil baru datang” kata dia sambil menerima revisian.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More