Kasus Nabot: Perampasan Lahan dengan Modus Subversi

Oleh : Bernadinus Steni (Penggiat Standar Keberlanjutan, Tinggal di Jakarta)

Pelanggaran berat dan hukuman mati bisa dijatuhkan jika seseorang semena-mena terhadap properti orang lain. Bahkan oleh seorang Raja sekalipun.

Penolakan Nabot bikin Ahab resah dan lusuh. Istrinya, Izebel, tak kuasa suaminya murung. Menurut sang Istri, Ahab seharusnya sangat berkuasa sebagai Raja.

Sehingga niat apapun yang dia inginkan harusnya berjalan mulus. Bagaimana mungkin Raja Israel harus mengalah pada Nabot yang bukan siapa-siapa itu.

Izebel sepertinya istri yang licik dan Ratu yang sekaligus memainkan peran shadow king. Kitab Raja-Raja tidak mengupas banyak tentang perempuan ini, kecuali dalam bab 20, meski perannya nampak sangat berkuasa atas Raja.

Sang Ratu lalu memberinya solusi licik: merekayasa tuduhan untuk Nabot sebagai penghujat Allah dan Raja. Orang dursila dan jahanam dibayar untuk memuluskan skenario ini. Provokasi pun dilancarkan agar orang Israel percaya.

Tuduhan demikian itu adalah subversi paling tinggi tingkatannya di Israel. Itu sama saja dengan hukuman mati untuk Nabot. Tuduhan ini disebarkan ke semua tetua yang segera memobilisasi orang Israel untuk menyatakan perkabungan, meminta ampun dari Allah.

BACA JUGA:
Relevansi Pendidikan Pramuka dan Kurikulum Merdeka
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More