Cita-cita dan harapan terus bergelayut sejalan dengan profesi sebagai guru bak seorang musafir, bukan tidak mungkin tidak mengalami jalan terjal, penuh lika liku. Pernah di masa jedah, tidak mengajar tahun 1994, selama tujuh bulan, selepas dari SMAK St. Ignatius Loyola, berbisnis untuk mengumpulkan Sudirman( alias duit), agar bisa mendaftarkan diri untuk mengikuti seleksi CPNS secara nasional tahun 1995 di provinsi Timor Timur. Setan tolak dan melekat tendang, penulis bisa meraih keberuntungan di bekas Provinsi ke 27 Timor Timur itu, tahun 1995 di bulan September. Nasib memang sudah ditakdirkan, namun usaha dan perjuangan tidak mungkin tinggal diam dan berpangku tangan tanpa kerja keras dan belajar, dengan bantuan berbagai pihak yang dianggap berjasah untuk melapangkan jalan menuju tercapai cita-cita seorang musafir. Dan tidak menutup kemungkinan bantuan Sang Ilahi adalah hal yang utama untuk menggapai cita cita dan harapan itu. Sebab, tanpa campur tangan dan kekuatan doa tidak mungkin sebuah harapan akan tercapai. Juga, bantuan isteri dan anak-anak tercinta, serta Ayah Bunda, menjadi sebuah kekuatan dan motivasi batin bagi penulis. Oleh sebab itu, penulis senantiasa bersyukur dan berterima kasih dalam doa dan ujud harian buat para penjasah.
Berita Terkait