Tugas pokok dan fungsi sebagai seorang musafir dibidang pendidikan mengasilkan, tentu, ada terjal dan liku likunya. Sebagai seorang manajerial sekolah, dijalani sejak mengajar di SMA Katolik Santu Ignatius Loyola, tahun 1990-1994, dipercayakan sebagai seorang pembina OSIS. Ditugaskan oleh Kepala Sekolah, Pater Drs. Martinus Toke, SVD(almarhum), untuk mengikuti Kaderisasi Pembina OSIS sekolah menengah Atas dan sederajat, zona Nusa Tenggara di Bali, tahun 1994, selama seminggu, 3-8 Juli. Selain itu, dipercaya sebagai Wali Kelas Jurusan IPA Biologi(IPA-2), tahun 1990-1994, pertama kali, awal bertugas membimbing dan mengasuh kelas IPA-2, kelasnya kraeng Edytasius Endi, sebagai seorang Bupati Manggarai Barat saat ini; tahun 1990-1991. Di samping tugas sebagai wali kelas, dipercayakan sebagai Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan, sejak tahun 1991-1994. Sehingga dirasa sangat dekat dengan remaja pelajar yang sedang mencari identitas diri. Senantiasa bersama mereka di kebun OSIS dan Pramuka selama kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Menanam dan merawat pohon produktif berupa Mangga dan Sawo di lingkungan pekarangan sekolah. Dengan falsafah “Satu adalah dua dan dua adalah satu”. Artinya, dua lembaga( Seminari bergabung dengan SMAK Santu Ignatius Loyola, dimana secara kedalam dan keluar menyandang dua identitas lembaga pendidikan pagi bergabung dan sore yang terpisah antara panti asuhan siswa seminari dan siswa asuhan SMAK St. Ignatius Loyola ). Di samping itu, merawat tanaman produktif, disiram setiap pagi atau pun sore, dengan falsafah mati satu ganti dua atau dilarang mati. Bermaksud untuk menjaga dan merawat sampai bertahan hidup dengan rasa tanggungjawab. Sungguh asik ketika bersama orang orang muda pelajar setingkat remaja SMA. Mendengar suara hati dan denyut nadi mereka guna memecahkan permasalahan remaja pelajar. Apalagi mengetahui seluk beluk sebagai sahabat dan pasti berpacaran diantara teman kelas dan atau adik kelas sesama mereka di SMA. Mungkin lebih tepat adalah bagai ekspresi cinta moyet di sudut- sudut sekolah yang disaksikan oleh Semut dan Cecak di dinding tembok sekolah. Kita hadir di tengah masalah mereka dengan penuh pengertian dan pemahaman , sehingga tahu karakter, Budi pekerti yang sesungguhnya. Mungkin bak cinta moyet pas di malam Minggu di ruang- ruang kegiatan ekstrakurikuler malam hiburan untuk menghalau kepenatan selama enam hari, melepas lelah dari aktivitas rutin sebagai seorang pelajar. Guna mengendorkan saraf-saraf otak yang tegang dalam belajar setiap hari. Rasanya terhibur dan tersalur lewat ekspresi jiwa dalam nada dan lagu yang dinyanyikan secara perseorangan atau secara bersama dalam vokal grup. Bermain gitar dan mendengar musik serta bergoyang ria sesuai bakat dan talenta yang dimilikinya. Selain itu, ada kegiatan mingguan akademik bagi para siswa ketika itu yang disusun jadwal secara apik dan dinamis setiap Minggu disebut Minggu akademik.
Berita Terkait