
Kapela Permanen, Karya Penuh Syukur untuk Stasi Wangkal di Tahun Santo Yosep
Oleh Walburgus Abulat (Wartawan Pojokbebas.com)
“Dalam diskusi disepakati umat swadaya di bidang tenaga, dan beberapa material lokal seperti batu, pasir, dan kayu (sensor kayu).Namun dalam kenyataannya, biaya kayu tidak hanya dibebankan biayanya kepada umat, tapi juga dibantu oleh donatur di mana harga balok/sensor Rp75.000 per batang dengan pembagian donatur Rp50.000, dan umat Rp25.000. Donatur juga yang membiayai pengangkutan pasir dari Reo, tatkala pasir yang ada di sungai tidak jauh dari kampung Wangkal habis. Donatur sungguh luar biasa bertanggung jawab mengatasi kesulitan umat Wangkal.” kata Pater Paskalis.

Pater Paskalis mengakui bahwa awalnya ada rencana agar dana untuk pembangunan Kapela ini disalurkan melalui Ekonomi Keuskupan Ruteng.
“Namun setelah dipertimbangkan kalau melalui Keuskupan/Ekonom kemungkinan kesulitan berkomunikasi dengan umat/tukang karena pihak keuskupan belum tahu secara detail dengan umat Stasi Wangkal dan topogarfi lokasinya susah diakses. Karena itu, saya selaku inisiator dan penghubung antara donatur dan umat setempat menyarankan agar dana sebaiknya langsung ditransfer oleh Donatur ke rekening umat/tukang, para sopir, dan toko di Reo sehingga memudahkan belanja sesuai kebutuhan demi kelancaran pembangunan dimaksud. Saran saya direspons baik oleh donatur dan umat setempat. Panitia tidak perlu mengelola uang dari Donatur, biarkan donatur sendiri yang mengelolanya, asal panitia selalu meng-update kebutuhan dan perkembangan pembangunan melalui catatan dan foto-foto yang dikirim via WhatsApp,” kata Pater Paskalis.