
Kapal Burung Indonesia Karya Lulusan SDN 2 Labuan Bajo
“Kerja kayunya selama 3 bulan. Awalnya saya targetkan dua bulan, namun terkendala cuaca dan persediaan kayu gading penahan dek yang terbatas dan didatangkan dari Sulawesi Selatan. Proses finishing, lantai dan pemasangan layar itu yang lama”, kata Joni.
Kapal Pondok Kerja Burung Indonesia yang dikerjakan Joni memiliki 3 lantai. Lantai 1 digunakan sebagai Kantor Burung Indonesia. Lantai 2 dijadikan sebagai home stay dilengkapi sejumlah kamar. Sedangkan cafetaria berada di lantai 3. Tinggi Kapal ini 11 meter. Panjang 34 meter dan lebar 9 meter.
Joni menyebut total 2300 lembar papan tulang kayu jati digunakan untuk merampungkan kapal tersebut.

Penampakan lantai 3 Kapal Pondok Kerja Burung Indonesia di Teras Flores Bukit Saimbokol, Desa Cunca Lolos, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, tepi Jalan Trans Flores Labuan Bajo-Ruteng. Foto/Robert Perkasa
Kayu jati lokal bersertifikat
Flores Programme Manager, Tiburtius Hani menjelaskan, proses pembangunan Kapal Pondok Kerja Burung Indonesia ini memakan waktu selama delapan bulan dan memerlukan ketelitian dalam menentukan komponen kayu yang digunakan.