Jiwa Seorang Pemimpin

Oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk, Biarawan

 

1. Kepemimpinan (Leadership): berbicara tentang pemimpin (Leader), berarti berbicara tentang kepemimpinan. Untuk itu, kita lihat dulu beda pemimpin, pimpinan dan kepemimpinan.  Perbedaan pemimpin, pimpinan, dan kepemimpinan. Dilansir dari buku Administrasi, Manajemen, dan Kepemimpinan Pendidikan (2021) oleh Husaini Usman, pemimpin adalah seorang yang berhasil mengumpulkan orang lain, untuk mengikutinya. Pemimpin juga berarti orang yang menentukan tujuan-tujuan, memotivasi, dan menindak bawahannya. Pemimpin adalah orang yang memimpin. Pemimpin menginspirasi bawahannya agar komitmen kepada sekolah lebih utama, daripada kepentingan diri pribadi. Atau Pemimpin adalah seorang yang berdiri/berjalan di depan, yang bertindak sebagai pemberi arahan (memimpin) bagi pengikutnya/bawahannya. Sedangkan, pimpinan adalah sederetan pemimpin dalam suatu organisasi, perusahaan, lembaga. Lalu, kepemimpinan (leadership) berasal dari memimpin (lead). Kata lead berasal dari bahasa Anglo Saxon yang artinya jalur perjalanan kapal yang mengarahkan awak kapal. Artinya, kepemimpinan adalah orang yang memimpin, harus memberikan arah kepada bawahannya ke mana bawahan hendak dibawa. Atau kepemimpinan adalah suatu karakter yang dibutuhkan dalam memimpin. Secara etimologi, istilah dari karakter berasal dari bahasa latin charakter yang artinya  tabiat, watak, sifat kejiwaan, kepribadian, budi pekerti serta akhlak. Dengan demikian, seorang pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan yang berkarakter baik. Itu artinya emosi (emotion), sikap (attitude), kepercayaan (trust), kebiasaan dan kemauan (habits and desire), konsepsi diri (self conception) harus dijaga dengan baik, karena akan menjadi role model atau teladan bagi yang  dipimpin. Sebab, keteladanan hidup yang baik, lebih bermakna dari hanya sekedar kata kata yang indah atau sebuah pengajaran. Sebagaimana dalam ungkapan latin berikut: “verba moven, exempla trahunt”, artinya kata kata menggerakan, namun teladan hidup lebih memikat. Atau “verba docent, exempla trahunt”, artinya kata kata mengajarkan, namun teladan hidup lebih menarik.

BACA JUGA:
Mabar Menuju Peradaban Litera-Wisata
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More