
”Jas Merah” Dari Soekarno: Penguatan Pendidikan Karakter Anak
Oleh: P. Yosep Bala Makin, SVD. Penulis adalah Pastor Paroki St. Yusuf Raba-Bima
Karenanya, kita perlu meluruskan kembali akronim ’Jas Merah’ dan kita letakkan pada posisi yang tepat dan benar. Ini tentang sejarah sehingga tidak diperbolehkan untuk mengajarkan yang keliru apalagi yang salah kepada generasi berikutnya. Fakta sejarah menjadi pelajaran yang berharga. Terkesan setiap pembaca memahami akronim itu sejauh pengetahuan pribadi yang tidak diperkaya dengan pengetahuan dari luar. Seorang sejarawan, Rushdy Hoesein berusaha meluruskan kembali akronim dari ’Jas Merah’ mengingat banyak orang bahkan banyak pejabat pun salah menyebut ’Jas Merah’ sebagai singkatan dari ’Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah’. Singkatan yang tepat dan benar dari ‘Jas Merah’ adalah ’Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah’ (Djangan Sekali-kali Meninggalkan Sedjarah). Itu merupakan semboyan yang disampaikan Ir. Soekarno pada 17 Agustus 1966 dalam pidato kepresidenan Bung Karno sebagai yang terakhir, pada peringatan 21 tahun kemerdekaan Indonesia. Menurut catatan sejarah pada 1967, Bung Karno bukan lagi presiden Republik Indonesia.