Ternyata ibu saya sudah mempunyai perhitungan sendiri. Di sebuah sudut kebun kami di Ketang, ibu sudah menanam satu petak jagung khusus yang usianya tidak sampai tiga bulan lebih. Pokoknya, dua setengah bulan lebih jagung sudah bisa dipanen. Benih jagung itu tidak mudah didapat. Tetapi mama berusaha mendapatkannya pada musim tanam tahun 1974 itu. Bapa tidak tahu akan hal itu. Kami-kami yang lain juga tidak mengetahui hal itu. Pokoknya hanya mama yang tahu akan rahasia itu. Mama sendiri menjaganya dengan sangat ketat.
Bisa Makan Jagung Juga
Kira-kira seminggu sebelum tiba giliran saya berangkat ke seminari, kami bisa makan jagung dengan puas. Mama sudah memanen jagung yang sudah dipersiapkannya agar saya bisa memakan jagung itu walau panen raya belum tiba. Saya sangat terkejut. Tetapi sekaligus juga merasa senang karenanya. Malam menjelang besoknya saya berangkat ke Ruteng untuk menuju Kisol, mama menceritakan kepada saya rahasia yang ia lakukan. “Nana, pertengahan Oktober saya sudah meminta benih jagung dari ende tua di Lando.” Begitu ia membuka rahasianya. “Itu adalah jenis jagung khusus, jagung yang usianya tidak lama.” Saya dengarkan dengan setia.