Maklum sekolah itu hanya untuk laki-laki. Dalam hati kecil saat itu saya sudah bertanya: mengapa tidak ada seminari untuk perempuan? Apakah perempuan tidak layak masuk seminari? Tetapi mengapa begitu? Sudahlah. Itu persoalan lain yang tidak usah dibahas lebih lanjut di sini. Dari empat nama tadi, kemudian ada dua orang yang akhirnya tidak jadi ikut test yaitu Barnabas Selasa dan Stanislaus Peluru. Sedih juga karena mereka mengurungkan niat mereka. Entahlah apa sebabnya.
Lulus Masuk Kisol
Testing itu sendiri dijalankan di kota Ruteng dengan mengambil tempat di Sekolah Dasar Ruteng V. Saya masih ingat bahwa saya ke Ruteng dengan menumpang oto jip yang membawa Pater Yan Olenski dan Pater Frans Mizaros. Saya menumpang bersama bapa saya. Singkat cerita, pada bulan November sudah ada kepastian bahwa saya lulus testing dan diterima masuk ke Seminari Kisol. Temanku Romanus Pas tidak lulus. Saya menjadi sedih karenanya, sebab dengan itu berarti saya sendirian dari SDK Lamba-Ketang. Tidak apa-apa. Ayah dan ibu saya sangat mendukung rencana saya untuk masuk ke seminari.