In Memoriam Uskup Agung Ende Mgr. Sensi: Predica Verbum Opportune, Importune
Laporan Wall Abulat (Jurnalis dan Anak Didik Uskup Sensi saat Fratres TOR Ritapiret 1989-1990)
Selama tenggang waktu itu, Uskup Sensi bersama kolegilitas para uskup Nusa Tenggara, dan para imam tetap mewartakan firman Tuhan baik atau tidak baik waktunya.
Media ini mencatat beberapa hal penting yang dilakukan Uskup Sensi yang selalu mewartakan Firman Allah, di antaranya ketika pada tahun awal memimpin Keuskupan Maumere, ia menyatakan koitmen untuk menolak hukuman mati. Uskup Sensi pada saat itu, tidak hanya berbicara dari atas mimbar atau melalui surat kegembalaannya, tetapi juga Uskup perdana Keuskupan Maumere ini ikut dalam aksi menolak hukuman mati terhadap tiga terpidana mati asal Flores Fabianus Tibo, Dominggus da Silva dan Marinus Riwu pada September 2006.
Uskup Sensi saat itu menugaskan tim Keuskupan di antaranya Vikjen Keuskupan Maumere saat itu RD. Frans Fao,dan sejumlah pastor di antaranya RD. John Eo Towa, RP. Robert Mirsel, SVD terlibat aktif dalam aksi bersama umat lintas agama untuk menolak hukuman mati.
Uskup Sensi juga selama menjalani tugas kegembalaan secara konsisten menyuarakan penolakan tambang di Nusa Tenggara karena merusak lingkungan, serta terus menerus memperjuangkan keadilan bagi kaum termarjinal apa pun agama, suku, ras dan golongannya.