Kehadiran seminari Mataloko juga memberi semangat tersendiri bagi RP. Kurt. Para Misionaris Eropa telah membawa empat kultur penting di lembaga pendidikan calon imam ini. Keempat kultur ini adalah
intelektual, religius, musik dan olahraga. Kultur ini sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat sekitar. Kultur ini rupanya yang membuat RP. Kurt tetap menyatu dengan Mataloko.
Di seminari RP. Kurt bisa membagi ilmu. Di sana dia bisa mendengar paduan suara merdu dan orkes musik serta menikmati pementasan teater anak-anak seminari. Di sana juga beliau sering turut bermain bola
kaki, basket, tenis meja dan bersepeda. Gaya sepak bola Jerman yang digandrungi masyarakat sekitar tentu tak terlepas dari peran misionaris Jerman termasuk RP. Kurt.
Pater Kurt merasa cocok dengan karakter orang-orang Mataloko dan sekitarnya (Ratogesa, Dadawea, Radabata, Were, Todabelu, Sarasedu, Sangadeto). Kata RP. Kurt: “Mereka memiliki karakter religius yang
kuat dan semangat dalam kehidupan iman. Banyak orang datang ke gereja. Mereka sangat terbuka, tidak tersinggung dan mudah diajak dialog“.