Di Sankt Wendel ada rumah misi SVD dan di dalamnya ada sekolah, museum, gereja Sankt Wendel, rumah jompo dan pekuburan para misionaris.
Saat mengikuti kursus Bahasa Jerman di Sankt Augustin November 2013-November 2014,saya pernah ke Sankt Wendel. Saya mengunjungi makam RP. Leo Naber (pendiri gereja dan pastor paroki pertama Wolotopo-Ende) dan makam RP. Josef Rieger, Dosen Kitab Suci kami di STFK Ledalero (teman kelas RD. Marsel Lilo Babajara di Sankt Augustin Jerman tahun 1960).
Bersama RP. Vinsen Gunawan, RD. Yosef Langga, Altus Jebada, Vian Lein, kami juga menjenguk RP. Paul Klein (mantan dosen moral kami di STFK Ledalero) yang saat itu duduk di kursi roda.Dan tak lupa kami mengunjungi RP. Ignas Maros SVD asal Lembor-Manggarai yang saat itu mengajar di Gymnasium Sankt Wendel, almamater RP. Kurt Bard tahun 1950-an. Ignas mengenakan jas lengkap, dan menyambut kami dengan gitar dan lagu “Tears in Heaven“nya Eric Clapton. Ekspresinya luar biasa, sambil mengedip-ngedipkan matanya.
Pater Kurt Bard berasal dari kota kecil Theley. Jaraknya sekitar sepuluh kilometer dari Sankt Wendel. Ya,hampir sama dari kampung saya Wolorowa ke Mataloko. Kota Theley kecil tapi indah. Jumlah penduduk saat ini sekitar tiga ribuan. Letak kota Theley sangat strategis, karena berada di bawah kaki gunung Schaumberg, bukit tertinggi di negara bagian Saarland. Sebuah menara berdiri tegak di atas gunung Schaumberg.