Ibu Tersayang (Puisi)
Oleh: Yoakim Y. Mario Leu, Institute Keguruan dan Teknologi, Waibalun-Larantuka
IBU TERSAYANG
Perempuan paruh baya itu
Merelakan cinta
Untuk senyum yang abadi
Terkenang jelas
Sajak-sajak kecil puisi
mengurai pengorbanan
yang lahir dari ujung rambut
sampai ujung kaki.
Perembuan paruh baya itu
Menyulam bentuk rasa
Untuk anak-anaknya tegak berdiri
Menyediakan pundaknya
Sebagai tempat bersandar
Darinya muara cinta, kasih, dan sayang
Bermula dan berakhir, bahkan kekal.
KEKASIH SERAHIM
Berabad lamanya prasasti dan ritus
Berbincang merajut senja dan mengurai pagi
Dalam susunan kata dan bahasa klasik
Mulai berkisah dalam tatapan ketulusan
Di sini, dari rahim yang sama
Bersimpuh rohku
Dengan mantra memetik kidung
Menjaga kemurnian Rohmu dan roh mereka
Fitrah ini membuat diri kokoh dan bertahan
Kerena syair dalam bait-bait puisi
Tak sanggup merangkum duka, derita,
Sedih, dan bahagia yang kita lalui