“How Not to Die”

Resensi Buku

Gizi bila ada daging. Makanan sendiri yang diwariskan turun temurun bukanlah contoh gizi. Pada akhirnya hal itu mengubah persepsi sosial tentang menu.

Secara perlahan menu baru ini diikuti oleh industrialisasi makanan yang berkembang biak dalam berbagai wujud, entah kacang-kacangan, keripik, mie, chiky-chiky dan sebagainya yang menjamur di kios-kios kecil dengan target utama anak-anak kecil yang baru bertumbuh.

Makanan yang diproduksi masal dengan ramuan penyedap, pengawet serta gula tinggi menjadi konsumsi sehari-hari anak-anak kecil di kampung. Tidak hanya berdampak pada tubuh, ribuan ton plastik diproduksi sebagai pembungkus makanan dan saat ini menjadi masalah baru di berbagai wilayah karena tidak ada sistem pembuangan.

Pasca masuknya jenis menu baru ini, jenis-jenis penyakit baru berhamburan. Memang belum ada penelitian medik mendalam soal ini. Namun hipotesis historis di atas patut dikemukakan kembali. Bahwa menu makan mempengaruhi kesehatan.

Perubahan menu telah membuat tubuh makin rentan. Tubuh yang lahir dan besar dalam menu lokal, tidak disiapkan untuk menerima makanan jenis baru. Mesin saja punya instalasi yang berbeda sesuai fitur konsumsi bahan bakar. Mobil bensin, jangan diisi solar.

Berita Terkait
1 Komen
  1. Rafael berkata

    Sebuah refrensi bacaan yang bermutu

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More