Di timur bukit-bukit kecil ditumbuhi rerumputan kering.
Dan merunduk ke barat, tampak pulau-pulau kecil. Kapal-kapal nelayan lagi tak berlayar.
Terapung di bentangan air laut tak berombak deras.
Ada pohon-pohon lamtoro hidup menutupi lereng dekat bibir pantai.
Suguhan, bentangan segala sesuatu di sini merupakan buah karya nan ajaib alami.
Berwisata di puncak ditemani rerumputan liar berwarna kuning mengering lusuh tapi, ditimpa hujan bakal segar kembali.
Batu-batu alami tersedia sebagai tempat duduk bersanatai bagi siapa saja yang telah lelah mondar mandir memotret ke sana dan kemari.
Mencapai puncak dan menuruni lereng punggung bukit yang satu ini hanya dengan berkaki.
Berjalan melewati jalan setapak. Kadang kaki berpijak di batu-batu alam dan tanah cadas yang kokoh.
Barangkali ‘ribuan kaki’ insan dari berbagai kampung dan kota telah berlangkah.
Telapak kaki suku-suku bangsa asing pun datang demi memanjakan mata.