Hidup Ini untuk Diuji

Oleh  : Fransiskus Ndejeng *)

Pertanyaannya sebagai sebuah refleksi, mampukah saya bertahan dalam ujian hidup ini?
Untuk menjawab dan membedah persoalan hidup yang dialami oleh setiap insan, tentu, ada beberapa kiat untuk dijaga dan dirawat demi menyongsong masa depan yang lebih indah di tengah ujian hidup ini. Dimana, sejak lahir, hidup, tumbuh kembang, dewasa, dan bertanggungjawab,  sempurna.  Tidak ada kehidupan pada setiap insan tanpa ujian.  Semuanya, seolah wajib untuk dialami dan mengalaminya. Hanya, terletak pada bagaimana untuk dapat mengontrol dan mengendalikannya.

Hakekat manusia sebagai insan yang rapuh, tidak abadi, tidak kekal. Memiliki banyak kelemahan yang berbeda-beda satu terhadap yang lainnya. Namun, memiliki cita-cita hidup yang berbeda setiap insan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Memiliki pandangan hidup yang berbeda sesuai talenta yang dititipkan Allah lewat bakat, minat dan kemampuannya masing-masing. Tidak ada yang sempurna. Hidup yang sempurna hanyalah milik yang ada di atas sana.

Sebagai makhluk berakal budi, setiap insan, yang memiliki napas kehidupan ini, tak dapat ditolak apapun bentuk dari ujian itu.  Bayi, setelah dilahirkan ke dunia ini, tentu, sapaan awal terhadap dunia adalah menangis. Karena suasana dan situasi alam semesta yang serba luas. Dibandingkan dengan situasi dan kondisi ketika masih bercokol dalam kandungan ibunya. Tantangan pertama yang dialami, adalah adaptasi terhadap suasana dan kondisi lingkungannya.
Dari hari ke hari semakin besar tantangan dan bentuk ujian yang dihadapinya sejalan dengan umur masa pertumbuhan dan perkembangannya. Masa bayi dan balita sangat rawan untuk batuk, pileks, masuk angin, mencret. Sering dibawa ke tempat posyandu, menimbang berat badan, mengukur tinggi badan dan memberi asupan makanan tambahan, dan obat-obatan. Membawa serta Kartu Menuju Sehat (KMS).  Kekuatan fisik masih terasa lemah. Perkembangan mental masih dianggap belum normal. Mungkin saja, gangguan stunting masih sangat riskan untuk datang mengganggu. Daya makan dan menyedot ASI juga sangat menentukan imunitas tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan mentalnya. Selain itu, asupan gizi makanan tambahan sesuai anjuran dunia kedokteran masih sangat diperhatikan dalam ujian hidup si balita itu.

BACA JUGA:
Salib: Dari Penghinaan Menuju Kemuliaan
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More