
Gereja Sebagai “Rumah Sakit Lapangan Bagi Kaum Marginal”
Oleh : Maria Heni Susanti, Mahasiswi STIPAS Ruteng Semester VII.
Kaum marginal tidak boleh hanya menjadi objek belas kasihan atau amal karitatif semata. Mereka adalah subjek yang memiliki martabat dan potensi untuk turut serta dalam transformasi sosial yang adil dan berkelanjutan.
Ketiga, Gereja sebagai Rumah Sakit Lapangan. Konsep gereja sebagai rumah sakit lapangan merupakan metafora kuat yang digunakan oleh Paus Fransiskus untuk menggambarkan gereja yang inklusif, responsif, dan solutif terhadap luka-luka sosial. Rumah sakit lapangan berbeda dari rumah sakit mewah yang tertata rapi dan steril. Ia bersifat darurat, terbuka, dan fleksibel siap sedia untuk menolong siapa pun yang terluka, tanpa diskriminasi.
Implikasi pastoral dari konsep ini sangat luas. Gereja tidak boleh terkungkung dalam tembok-tembok sakral yang nyaman, tetapi harus membongkar segala bentuk eksklusivisme yang menghalangi akses umat terhadap rahmat Allah.
Gereja tidak hanya hadir dalam bentuk materi atau bangunan fisik, tetapi dalam kehadiran nyata yang membebaskan dan menyembuhkan.