Gejala Narsisme Religius Dalam Untaian Kata Doa Sang Pendoa
Beragama, menurut Porat merupakan media atau sarana belajar yang memungkinkan manusia dapat berelasi secara istimewa dan terencana dengan Tuhan dan sesama. Kesucian ritualis, jelas Porat bukan merupakan tujuan seorang Homo Deus.
Medan utama kesucian seorang Homo Deus adalah hidup secara utuh dengan bentuknya yang tertinggi sebagai kasih dan berkorban demi orang lain. Ritus dalam konteks Homo Deus dipandang sebagai moment atau kesampata peneguhan khusus berelasi dengan Allah.
Orientasi pada Kematian dan Kehidupan
Narisme kelompok seperti diuraikan di atas pada prinsipnya berorientasi pada kematian. Kematian dalam pengertian berhentinya relasi dengan sesama manusia secara luas.
Untaian doa yang kasar, tidak sopan, merendahkan orang lain merupakan ekspresi kematian itu sendiri. Sebab dengan itu, kelompok narsist tidak akan dapat membangun relasi dengan semua kelompok lain, kelompok yang berbeda pandangan dengan mereka.
Bagi mereka kelompok yang berbeda pandangan adalah acaman. Merasa terancam selalu mengekspresikan ketakutan yang dalam. Oleh karena itu, maka terhadap ancaman itu, hanya ada dua sikap yang mungkin yakni lari, dan kedua menghadapinya dengan keberanian total.