Gejala Narsisme Religius Dalam Untaian Kata Doa Sang Pendoa
Narisme ekstrim atau negative dalam konteks doa di atas merupakan orientasi yang menyimpang dari evolusi pencapaian spiritual kehidupan beragama yang seharusnya. Evolusi pencapaian kehidupan spiritual seharusnya menghantar orang sampai pada citra diri sebagai homo deus. Manusia yang hidup menurut sifat-sifat Tuhan yang welas asih, lembuh, respek dan berbagai atribut ketuhanan lainnya yang mulia.
Orientasi Spiritual Menjadi Homo Deus
Porat Antonius (2018) dalam bukunya “Vertikalitas Otak dan Peringkat Humanitas Manusia”menerangkan bahwa manusia sebagai Homo Deus menghormati semua orang. Semua orang dikasihi karena ia memandang semua orang adalah cintra Allah itu sendiri, atau sekurang-kurangnya sebagai medan melalui mana kasih Allah dapat salurkan atau ditunjukkan.
Bahkan, bukan hanya sesama manusia, tulis Porat. Alam juga dihormati dan dipelihara sebagai ciptaan yang memancarkan sebagian kasih Allah untuk manusia. Seorang Homo Deus tidak memandang agama sebagai tujuan akhir dari setiap ibadahnya.