Gejala Narsisme Religius Dalam Untaian Kata Doa Sang Pendoa

Masih dari bukunya yang sama, menurut Fromm, kerasan kelompok dapat berakar dari narisme kelompok. Ia menjelaskan, jika sebuah kelompok dengan narisme ekstrim tersebut di lukai, merasa dilecehkan mereka akan dengan membabi buta melakukan penyerangan balik.

Dalam agama misalnya, penghinaan terhadap seorang pemimpin kelompok agama, atau simbol agama akan disertai dengan pembalasan massal oleh anggota-anggota kelompok. Sebuah pembalasan yang bahkan sangat kejam dan merusak. Bagi mereka narsisme yang terlukai oleh penghinaan tersebut hanya bisa disembuhkan jika para penghina dihancurkan.

Kelompok yang sangat narsist tulis Fromm benar-benar bersemangat untuk mempunyai seorang pemimpin yang dengannya mereka bisa mengidentifikasi diri. Pemimpin itu kemudian dikagumi sedemikian rupa. Setiap orang dalam kondisi ini menyerahkan narsisme dirinya pada sang pemimpin. Menghina dan melukai sang pemimpin berarti menghinda dan melukai diri mereka. Sehingga dengan demikian, apapun akan dilakukan untuk mempertahan keagungan sang pemimpin. Karena dengan demikian, mereka memelihara kegagungan diri mereka sendiri.

BACA JUGA:
Catatan Sederhana Tentang Tanah HGU Nangahale
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More