Ganjar Pranowo: Idola Baru untuk Indonesia Maju 2024? (Mencermati Dinamika Capres-Cawapres PDIP)
Oleh Dionisius Ngeta
Kebesaran jiwa dan kebijaksanaan seorang ibu yang nasionalis dan ideologis dipertontonkan ke ruang publik NTT kala itu. Kepekaan mendengar dan merasakan hangat dan derasnya aspirasi sebagian besar rakyat NTT (berdasarkan survey para pakar saat itu) mempertegas komitmen nasionalis dan ideologis partainya. Kendatipun akhirnya idola alias jagoan itu harus berada di bilik jeruji besi. Pilihan yang dijatuhkan meyakinkan kita bahwa prioritas yang diidolakan ibu Megawati lebih pada putera-puteri atau calon pemimpin ideologis.
Jadi mereka yang berdasarkan hasil survey memiliki elektabilitas papan atas, rekam jejaknya diandalkan, mampu membumikan Ideologi Pancasila dan berdarah-darah memperjuangkan kepentingan rakyat menjadi prioritas dan idola pilihan ketua umumnya bahkan pilihan rakyat. Konggres PDIP 2010 di Sanur-Bali menegaskan bahwa yang diakomodir dalam kepemimpinan bukan hanya persoalan putera/puteri mahkota atau anak kandung partai tapi juga putera ideologis. Artinya sejauh ideologi sang proklamator diimplementasi oleh siapapun politisi, maka dia berhak atas kepemimpinan di PDI-P atau menjadi pemimpin.