
Universitas Swasta Terbaik Indonesia Luncurkan Buku Filsafat Solidaritas
Fios menjelaskan garis besar buku ini sambil menambahkan bahwa Filsafat tidak hanya berkutat soal pemikiran. Filsafat perlu terlibat dalam praksis realitas sosial.
“Hal inilah yang kita pelajari dari filsafat solidaritas dalam perspektif Richard Rorty,” ungkapnya.
Selanjutnya Redemtus Kono sebagai penulis utama menjelaskan bahwa solidaritas itu tidak ditemukan tetapi diciptakan. Ada beberapa kondisi yang diperlukan bagi penciptaan solidaritas ini. Solidaritas berangkat dari sensivitas. Sensivitas terhadap pengalaman-pengalaman keterbatasan, penderitaan dan tertindas.
“Lalu, solidaritas juga membutuhkan imajinasi. Imajinasi sangat penting agar kita dapat memahami situasi penderitaan orang lain. Selain itu, imaginasi juga mendorong kita untuk bersolider dengan orang lain. Sensivitas dan imajinasi dapat kita latih dengan membaca karya-karya sastra,” jelasnya.
Menurut Redemtus yang adalah Tenaga Ahli anggota DPR RI Yohanis Fransiskus Lema, S.IP, M.Si, solidaritas membutuhkan sikap ironis-liberal yakni sikap meragukan pandangan, keyakinan, ataupun pendapat sendiri serentak ingin tahu terhadap pendapat orang lain. Dalam kehidupan publik, orang bebas berekspresi namun serentak tidak melakukan tindakan yang merugikan atau membuat orang lain menderita.