Etika Digital Ciptakan Lingkungan Online yang Aman

Dalam diskusi bertajuk ”Etika Pelajar di Dunia Digital”, Delti juga memberikan tips menerapkan etika digital dalam kehidupan sehari-hari.

”Pikirkan sebelum memposting, gunakan kata-kata sopan, hati-hati dengan apa yang dibagikan, bersikap kritis terhadap informasi online, laporkan konten berbahaya,” rincinya di depan para pendidik dan siswa sekolah yang mengikuti diskusi online dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing.

Beberapa sekolah yang menggelar nobar diskusi online di Kabupaten Kampar, Riau, di antaranya: SMPN 1 Ujungbatu, SMAN 1 Tapung Hulu, SMAN 1, SMAN 2, Kampar Kiri Tangah, SMAN1 Ujungbatu, SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3 Siak Hulu, SMAN 3, SMAN 5 Tapung, SMAN 1 Bangkinang, dan SMAN 1 Perhentian Raja.

Dari perspektif berbeda, Ketua Progam Studi Kewirausahaan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo Adhi Prasnowo mengajak stop toxic, dan lebih mengedepankan berpikir bijak dan penuh kesadaran dalam menyampaikan komentar maupun candaan.

”Perilaku toxic sendiri adalah sifat pribadi yang suka menyusahkan dan merugikan orang lain, baik itu secara fisik maupun emosional,” kata Adhi Prasnowo.

BACA JUGA:
Kecakapan Digital Dibutuhkan untuk Modal Bertindak Cermat di Medsos
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More