Esensi Pers Sebagai Pilar Keempat Demokrasi, Jurnalisme Terlibat dan Voice for the Periphery

Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis,  Penulis Buku, dan Pernah Dipercaya Kantor Bahasa NTT Menjadi Fasilitator Kegiatan Literasi dan Bengkel Bahasa di Kabupaten Sikka)

Pertama, lebih daripada waktu-waktu sebelumnya, dewasa ini dituntut tanggung jawab yang besar  dari pada penyelenggara media. Peran dominan dan signifikan dari media  dalam kehidupan manusia (post) modern sejatinya diimbangi dengan  kesadaran dan tanggung jawab  yang memadai. Kesadaran itu tercermin dalam pemberitaan yang sejauh mungkin menuju pada realitas. Rujukan pada realitas memiliki makna ganda.  Di satu pihak media massa  membawa realitas ke dalam kehidupan  pembaca dan pemirsa. Melalui medis massa  realitas yang jauh didekatkan, yang asing diperkenalkan, yang samar-samar diperjelas. Di sini kita berbicara mengenai dimensi informatif dari media massa. Media massa memperantarai  realitas agar menjadi bagian  dari kehidupan seseorang.

Pada pihak lain, lanjut Mgr. Paul Budi Kleden, media massa pun mendekatkan pembaca  dan pemirsa pada realitas. Orang tidak lagi bersikap indiferen tetapi mengambil posisi  tertentu terhadap realitas yang diperantarai  oleh media yang dibaca, didengar atau yang dilihatnya. Di sini kita dapat berbicara mengenai dimensi formatif  dari media massa. Bahan yang diterima menjadi elemen pembentukan wawasan  dan kepribadian dari pemirsa atau pembaca. Komitmen pembaca atau pemirsa  digugah. Pada dimensi ini kita serentak melihat keberpihakan  dan kepentingan dalam penyelenggaraan sebuah media massa.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More