
Esensi Pers Sebagai Pilar Keempat Demokrasi, Jurnalisme Terlibat dan Voice for the Periphery
Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis, Penulis Buku, dan Pernah Dipercaya Kantor Bahasa NTT Menjadi Fasilitator Kegiatan Literasi dan Bengkel Bahasa di Kabupaten Sikka)
Seorang jurnalis juga tidak sekadar sosok pekerja yang hanya mengetahui teori seputar dunia jurnalisme dan tulis menulis dengan menghafal UU Pers atau teori-teori pers yang dihasilkan para pakar atau otoritas media.
Di era teknologi canggih seperti saat ini, seorang jurnalis juga tidak sekadar sosok yang mampu menguasai teknologi informasi, transasksi elektronik sehingga memudahkan akses berita ke publik.
Sebaliknya, sosok pekerja pers, ada pengakuan universal yang menggarisbawahi pers sebagai pilar keempat demokrasi, maka hendaknya profesi mulai ini harus memiliki kualiatas yang tidak saja mahir menyusun kata atau kalimat menjadi sebuah berita yang siap dipublikasikan, tetapi juga seorang jurnalis harus menjadi model yang menerapkan nilai-nilai positif dari apa yang diberitakannya. Ia menjadi model untuk memerangi narkoba/tidak mengonsumsi narkoba, tidak menenggak miras, tekun berdoa, peduli sesama, selalu membina kerukunan dan kedamaian, menjunjung toleransi,bekerja keras, disiplin, gemar menabung, beretika, dan nilai-nilai positif lainnya.