
Esensi Pers Sebagai Pilar Keempat Demokrasi, Jurnalisme Terlibat dan Voice for the Periphery
Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis, Penulis Buku, dan Pernah Dipercaya Kantor Bahasa NTT Menjadi Fasilitator Kegiatan Literasi dan Bengkel Bahasa di Kabupaten Sikka)
Tegasnya, peran jurnalisme dan jurnalis terbit harus terlibat aktif dalam pelbagai upaya membebaskan kaum terpinggirkan dari pelbagai situasi tak berdaya menjadi situasi berdaya, dari situasi warga yang dipinggirkan menjadi kaum yang terpusat menjadi pelayanan, dari kaum yang tak bersuara menjadi insan yang memberi jawaban dengan memenuhi hak-haknya; dan dari kaum yang mengalami kekurangan secara material dan nonmaterial menjadi kecukupan atau kepenuhan secara kebutuhan jasmani dan rohani.
Tak hanya menjalankan fungsi-fungsi kemanusiaan di atas, pers dalam perannya sebagai sebagai lembaga pengontrol, lembaga menyebarkan informasi, dan lembaga yang mendidik masyarakat mestinya mampu memberi contoh untuk merasakan dan mengalami situasi orang atau kelompok yang diangkat dalam pemberitaannya dengan memberikan aksi kemanusiaan yang konkret yang bisa membebaskan yang bersangkutan dari permasalahan yang sedang dialaminya.
Ya, katakan, kalau ada oknum warga yang menderita kelaparan atau mengamami sakit dan membutuhkan pertolongan, maka insan pers setidaknya menjadi orang pertama yang melakuan aksi kemanusiaan dengan melakukan aksi konkret seperti memfasilitasi para pihak untuk memberikan bantuan material, finansial, moril dan bantuan kemanusiaan lainnya.