Esensi Pers Sebagai Pilar Keempat Demokrasi, Jurnalisme Terlibat dan Voice for the Periphery

Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis,  Penulis Buku, dan Pernah Dipercaya Kantor Bahasa NTT Menjadi Fasilitator Kegiatan Literasi dan Bengkel Bahasa di Kabupaten Sikka)

Dalam bukunya, Kovach menggambarkan bagaimana suasana ruang redaksi yang penuh dengan keadaan nurani para wartawan yang dilematis. Saat berita hendak diturunkan atau deadline,  seseorang di puncak organisasi media harus bisa mengambil keputusan, menerbitkan atau tidak menerbitkan sebuah laporan, membiarkan atau mencabut sebuah kutipan yang panas agar media bersangkutan bisa menepati deadline.

Kesepuluh,  Warga kian terlibat dalam proses produksi konten jurnalistik melalui interaksi di media digital. Di era digital, siapa saja bisa memproduksi konten informasi seperti memproduksi berita. Warga bukan lagi sekadar konsumen pasif dari media, tetapi mereka juga menciptakan media sendiri. Munculnya blog, jurnalisme online, jurnalisme warga (citizen journalism), jurnalisme komunitas (community journalism) dan media alternatif.

 

Jurnalisme Terlibat

Pendapat Edmund Bukke sebagaimana yang ditulis oleh Thomas Carlyle pada tahun 1841 (Carlyle, 1841:265) dalam buku berjudul On Heroes, Hero Worship mau menggarisbawahi keberadaan pers  sebagai kekuatan  keempat demokrasi (the fourth estate), selain eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Pemikiran Edmund Burke tersebut dipakai  hingga saat ini di mana trias politika tidaklah lengkap  tanpa adanya peran  media massa.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More