Ekology of Happiness: Agenda Kegembiraan Kolektif Lingkungan

Oleh: Bernadinus Steni

Alam menyerap perasaan negatif tersebut dan merecyclenya kembali menjadi pengalaman damai, teduh, dan ketenangan batin.

Secara bersamaan, studi yang mendukung perasaan-perasaan positif juga berkembang pada arena lain. Pada tahun yang sama ketika Eric Lambin menerbitkan karyanya,

Martha Nussanbaum salah satu filsuf politik terkemuka saat ini juga mempublikasikan buku Why Love Matters for Justice.

Dalam buku ini, Martha mengungkapkan bahwa sejak lama perasaan-perasaan yang membentuk kebersamaan sosial yang ia sebut pro-sosial tidak banyak diperbincangkan dalam agenda politik.

Cinta adalah salah satu yang tidak banyak diperbincangkan. Padahal menurut Martha, perasaan kunci yang mempertahankan masyarakat bermartabat dewasa ini memiliki fondasi atau terbentuk karena cinta (all of the core emotions that sustained a decent society have their roots in or are forms of love).

Cinta yang dimaksud Martha adalah “ikatan yang dalam terhadap sesuatu di luar kendali kehendak kita..” (intense attachment to things outside the control of our will). Ikatan itu adalah berupa cinta pada orang atau kelompok atau cinta pada lingkungan dan makhluk lain.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More