Relasi semacam itu adalah sumber aktualisasi diri, dimana alam memberikan makna pada hidup yang pada akhirnya membuat orang bahagia. Karena itu, menjaga alam merupakan hasrat terdalam, kalau tidak mau dikatakan sebagai panggilan alamiah, dari tiap-tiap pribadi.
Alam dapat dikatakan sebagai diri yang lain. Sehingga, memelihara alam merupakan salah satu perangkat utama afeksi manusia yang berkontribusi pada kebahagiaan. Tindakan itu dalam dirinya sendiri merupakan penanda identitas kemanusiaan.
Ekologi kebahagiaan merupakan pengalaman subyektif yang barangkali dijumpai pada banyak orang. Tanpa suatu pandangan ilmiah pun, perbincangan sehari-hari secara gamblang menunjukkan kaitan itu. Misalnya, orang akan menyukai udara segar daripada udara pengap dan berdebu.
Orang menyukai bunga yang mekar daripada dinding yang kusam, dan seterusnya. Dewasa ini, pengalaman-pengalaman individual ini diakumulasi secara industrial dalam bentuk rekreasi dan pariwisata alam yang makin hari makin bertambah.
Bahkan pada tingkat domestik pun, orang berlomba-lomba mendandani taman pekarangan mereka, tiada lain selain untuk mengaktivasi alam sebagai salah satu sumber kebahagiaan.