Ekology of Happiness: Agenda Kegembiraan Kolektif Lingkungan

Oleh: Bernadinus Steni

NARASI perlindungan lingkungan hidup dewasa ini dibangun oleh pengalaman kepedihan atas rentetan perilaku sadisme manusia terhadap alam pasca revolusi indutri 1850an.

Guncangan ekologis seperti kepunahan spesies, kerusakan ekosistem, hingga perubahan iklim, memicu perlawanan banyak orang dan kelompok yang peduli sehingga lambat laun terakumulasi sebagai bentuk kemarahan, kecemasan dan ketakutan akan masa depan. Akibatnya, bangunan teori maupun pendekatan yang merespons situasi itu berdiri di atas kesuraman ekologis.

Praksis ekologi suram nampak dalam laman berita lingkungan sehari-hari yang disuguhi statistik bencana, korban, dan teror ekologis lainnya. Dus, kepungan informasi yang serba pahit cenderung menempatkan ekologi sebagai risiko atau bahkan ancaman.

Mengekspos risiko maupun bencana ekologis tentu tidak salah. Namun, tidak semestinya masa depan disemai oleh rasa sendu belaka. Hari esok memerlukan harapan yang dibangun dari narasi kegembiraan. Karena itu, ekologi harus pula dilihat dari pengalaman sukacita, yakni sebagai sumber kegembiraan manusia.

BACA JUGA:
Ganjar adalah Sintesa Bukan Antitesa Joko Widodo
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More