
Dua Uskup, 3 Profesor, 21 Doktor dan 17 Magister Berkontribusi Sukseskan Sanpio Goes Synodal
Oleh Walburgus Abulat Alumnus Sanpio, Wapemred Florespos.net,,dan Penulis Buku Karya Kemanusiaan Itu Tidak Boleh Mati
Fransiskus Soda Betu, S. Fil., M.Pd., menghadirkan perspektif pedagogis melalui “Kurikulum Ekaristis: Menata Ulang Formasi Calon Imam Dalam Bingkai Liturgi Yang Mendidik.” Romo Frans mengusulkan paradigma baru dalam penyusunan kurikulum seminari yang menempatkan liturgi bukan sekadar sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai metode pembelajaran yang mengintegrasikan seluruh aspek formasi.
Dimensi biblis mendapat porsi penting melalui kontribusi Fransiskus Nala, Lic. Theol., dengan analisis eksegesis “Aku Percaya, Tuhan: Transformasi dari Kebutaan kepada Iman dalam Yohanes 9:1-41.” Romo Frans menggunakan narasi penyembuhan orang buta sejak lahir sebagai model transformasi iman yang relevan bagi perjalanan seminaris dari keraguan menuju kepastian iman.
Tarsisius Gantura, M.Pd., menghadirkan perspektif kontekstual melalui “Pendidikan Hening Di Era Bising: Relevansi Spirit Hening Leo Perik.” Pak Tarsi mengeksplorasi kearifan lokal Manggarai yang dapat memperkaya spiritualitas seminaris di tengah hiruk-pikuk era digital. Spirit hening Leo Perik menjadi alternatif spiritualitas yang berakar pada tanah Flores namun relevan secara universal.
