Disko

Oleh Benediktus Kasman

Setiap kalipesta diadakan maka salah satu acara adalah sidang undangan akan diajak menari disko. Para penggemar diskobergoyang berpapasan menampilkan gerak-gerik tangan, badan meliuk dan kaki berjingkat. Tampaknya serba harmonis, walaupun kadang gerak-gerik kecil ada kesan sensual erotisme. Dalam disko massal, yang menjadi juragan ialah dirinya sendiri. Dia yang memimpin, dia yang menari, dan dia pula yang menghentikan gerak-geriknya. Kelihatannya serbaserasi. Ia menari dengan seluruh perasaannya, seluruh jiwanya.

Musik rock menggugah perasaanpara tamu penggemar disko. Orang-orang tua, pemuda milenial dan anak-anak beramai-ramai asik berjingkrak-jingkrak sampai-sampai ada otot-otot yang kejang. Bahkan keadaan pesta berlangsung disko ingar bingar. Bergembira ria hingga berkeringat membasahi kening, leher dan punggung. Lampu sorot berwarna-warni memusingkan.

Suara musik disko kedengaran bergema menirukan bunyi kaleng rongsokan, kicauan burung, tiupan angin, terpaan badai, mobil ambulans, bunyi peluit bercampur baur dengan bunyi deruan pesawat supersonik.Kira-kira itulahmusik disko dari hasil perpaduan lagu dengan kumpulan bunyi dan suara tiruan. Kolaborasi simfoni nan akur menggetarkan sukma.

BACA JUGA:
Mengenal Karya Lewis, Antropolog Kawasan Timur Indonesia
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More