Dinamika Menuju Sukses Reuni Romis Waerana 2022

Oleh: Fransiskus Ndejeng

Hampir sama, kendatipun  berbeda soal ruang dan waktu,  dengan almamater, yang lazim disebut sebagai” rahim “ pendidikan bagi para alumni itu. Kata kuncinya, ialah rahim seorang ibu menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang antara si jabang bayi dan ibunya. Dalam kurun waktu sekitar sembilan bulan saja. Akibat dari jatuh cinta antara kedua orang tua dewasa  yang berbeda dan berjenis kelamin lelaki dan wanita idamannya. Beda dengan  yang lainnya;  adalah adanya, dibentuk dan dilahirkan secara informal oleh si ibu kandungnya.

Sedangkan almamater kita, Romis Waerana itu, bisa disebut sebagai rahim untuk membentuk dan mencetak generasi masa depan sesuai panggilan visi, misi sekolah secara formal. Dalam kurun waktu, sekitar kurang lebih 3 tahun untuk setingkat SMP dan sederajat dan SMA sederajat. Dengan demikian, kita sebagai alumnus ( alumni dan alumna ) , tentu,  merasa terpanggil untuk pulang  kepangkuan bunda yang pernah melahirkannya. Dalam artian, kita telah  dilatih, dididik, diasuh, dibimbing, diarahkan , dinasehati, dibesarkan, dan seterusny; sesuai dan sepadan dengan  falsafah ajaran  pendidikan ala Manggarai dalam yang telah dipaparkan daam  seminar sehari, Pater Dr. Hubert Muda, SVD, yang identik dengan falsafah 6T, yaitu Teing( memberi arahan ), Toing ( nasihat ), (  Titong ( membimbing ), Tuming ( memberi contoh) dan Tatong( membimbing ), dan Tinu( memelihara).  Ketika memberikan Seminar di Aula Sekda Mabar, dalam rangka memperingati HUT PGRI ke 69 tahun 2016 dan Hari Guru Nasional.

BACA JUGA:
Walburgus Abulat: Menulis, Separuh Nafas Kehidupanku
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More