Dibutakan Kekuasaan

Oleh Arnoldus Nggorong, Alumnus STFK Ledalero, tinggal di Labuan Bajo

Rentetan tindak-tanduk yang disebutkan di atas memicu protes dari sejumlah masyarakat termasuk akademisi, pengamat, aktivis dan lebih-lebih mahasiswa. Mereka turun ke jalan melakukan demonstrasi. Mereka geram dengan perilaku-perilaku yang mengabaikan moralitas dan nilai-nilai demokrasi dalam penyelanggaraan negara.

 

Nikmatnya berkuasa

Mahfud MD menulis, kekuasaan itu enak sekaligus memabukkan dan membuat ketagihan adalah fakta. Orang yang berkuasa bisa menikmati berbagai fasilitas dan kemudahan. Semua keperluannya bisa dipenuhi, ditemani pengawal dan ajudan, dijemput sambil dielu-elukan dengan meriah, serta dihormati secara berjongkok kalau berkunjug ke suatu tempat. Maka itu, banyak orang yang mabuk dan kecanduan kekuasaan. Untuk dapat mempertahankan kekuasaan, orang-orang yang mabuk kekuasaan kerapkali bertingkah aneh-aneh tanpa risih (koran sindo, 16/3/2013).

De facto, dapat disaksikan pula,baik secara langsung maupun tidak langsung, ataupun mendengar cerita orang,mereka yang berkuasa itu memperoleh privelese, mendapat perlakuan yang istemewa, memperoleh akses yang gampang hampir dalam pelbagai urusan, bahkan aturan pun bisa saja dilanggar hanya demi memudahkan, memperlancar urusannya.

BACA JUGA:
Peliharalah Kasih Persaudaraan, dari Keuskupan Agung Ende Nusa Bunga untuk Indonesia dan Dunia
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More