
Derita Petani Pascabanjir, Menanam Padi Menuai Pasir

LABUAN BAJO, Pojokbebas.com – Menanam padi menuai pasir, lumpur dan batu. Itulah kisah para petani pascabanjir akhir pekan kemarin. Bencana itu menyisahkan jejak derita menyesakkan dada mereka. Bagaimana tidak. Kerja menguras tenaga berbulan-bulan dengan biaya pengolahan tak terhitung berujung buntung. Tanaman padi di sawah mereka lenyap dalam sekejap tersapu bencana banjir.
Seperti yang dialami Hendrikus Ardi (33) petani di Bambor RT/RW 002, Desa Watu Wangka, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Petak-petak sawah yang telah ditanam padi (umur 7 hari) berubah jadi kubangan lumpur dan gundukan pasir dan batu karena banjir yang meluap dari kali Wae Natu.
Hendrikus mengaku sangat kecewa tatkala menatap petak-petak sawah yang dikerjakannya penuh lumpur dan pasir. “Sangat kecewa, tanah padi baru berumur satu minggu hilang dalam sekejap,” aku Hendrikus.