Tipu Tapu Memoles Demokrasi

oleh Julius Salang

DI REPUBLIK tercinta ini, ada beberapa siklus lima tahunan, antara lain ada siklus banjir lima tahunan, siklus musim lima tahunan, dimana musim hujan dan kemarau tidak menentu.

Ada siklus demokrasi lima tahunan, dimana orang-orang muda dan orang-orang tua, memoles diri dengan gaya tipu tapu. Itulah gaya demokrasi lima tahunan kita.

Tidak heran kita bisa melihat di ruang-ruang publik, dirinya perlu dikemas sedemikian rupa agar memikat hati rakyat pemilih.

Ruang-ruang publik pun penuh dengan gaya, foto poster dirinya atau foto poster diri mereka.

Ruang-ruang demokrasi pun kini jadi panggung sandiwara, memoles citra diri, kesan dan pesan serta penamipilan dan performa diri.

Rangkain kegiatan itu biasanya disertai dengan atribut penyerta, agar memiliki makna dan citra yang gampang dan mudah dikenali.

Dari mulai gaya berpakaian, gaya potongan rambut, gaya berdiri, cara bersikap, dan tampilan raut wajah. Semuanya bergaya tipu tapu.

Terkadang tujuannya hanya untuk menghibur, sementara di lain sisi untuk melibatkan, dan memberi informasi serta membujuk rakyat pemilih, untuk memilih dirinya.

BACA JUGA:
Saling Sandra IKN vs Makan Siang Gratis
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More