Debat Pilpres: Ajang Literasi dan Pertarungan Visi dan Strategi
Oleh Dionisius Ngeta (Warga RT 018 RW 005 Kel. Wuring Kec. Alok, Kab. Sikka)
Sebagai sebuah ajang pertunjukkan, debat harus dimanfaatkan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa dirinya adalah seorang kandidit pemimpin yang piawai dalam strategi, mampu membaca dan memahami medan dan konteks Indonesia. Menunjukkan pribadi yang fleksibel, siap menerima masukan, bahkan kritikan termasuk pendapat yang berbeda dari lawan adalah keniscayaan dalam debat. Tapi merumuskan dan memformulasikan strategi yang tepat untuk mendapatkan hasil yang maksimal bagi kepentingan rakyat adalah tantangan kandidat dalam setiap debat agar bisa menjadi pembeda dan meyakinkan masyarakat.
Capres/Cawapres harus memastikan kepada masyarakat bahwa mereka memiliki grand formula yang berisikan taktis dan skala prioritas dalam menyelesaikan persoalan rakyat, selain memiliki komitmen dan keberanian untuk bertindak cepat dan tepat terutama dalam kondisi dan situasi darurat yang dialami masyarakat. Demikian juga kemampuan melihat secercah harapan di tengah tantangan dan melihat peluang di tengah kesulitan masyarakat yang akan dipimpinnya.***