Debat Pilpres: Ajang Literasi dan Pertarungan Visi dan Strategi
Oleh Dionisius Ngeta (Warga RT 018 RW 005 Kel. Wuring Kec. Alok, Kab. Sikka)
Literasi Visi Kandidat
Visi adalah petunjuk arah dan jalan ke tempat yang dijanjikan. John Quincy Adams mengatakan: If your actions inspire others to dream more, learn more, do more and become more, you are a leader. Sebagai ajang literasi bahkan pertarungan visi, debat harus bisa dimanfaatkan kandidat menginspirasi masyarakat untuk bermimpi lebih besar, belajar lebih banyak, bekerja lebih keras, dan ingin masyarakatnya menjadi lebih baik atau lebih sukses. Hal ini hanya dipunyai oleh calon pemimpin yang memiliki visi, yang selalu memancarkan harapan dan optimisme kepada masyarakat.
Ken Blanchard mengatakan; “Leadership begins with a clear vision” (Kepemimpinan bermula dengan sebuah visi yang jelas). Seorang calon pemimpin yang tidak mempunyai visi yang jelas hanya menjadi seorang yang penuh kebimbangan dalam melangkah. Ia juga tidak bisa memfokuskan sepenuhnya daya-upaya ke arah yang benar untuk meraih yang terbaik bagi kepentingan masyarakat kelak. Karena itu meyakinkan publik bahwa ia adalah kandidat yang memiliki mimpi-mimpi besar yang jelas, terukur, terarah dan mampu merumuskan mimpi-mimpi besar itu ke dalam suatu visi yang jelas sebagai target yang harus dicapai adalah keniscayaan dalam debat. Kemampuannya untuk melihat lebih jauh dan lebih dekat selain melihat dari sudut pandang yang berbeda sehingga mampu menemukan seberkas cahaya di tengah tantangan/permasalahan bangsa harus bisa ditunjukkan.