Debat Pilpres: Ajang Literasi dan Pertarungan Visi dan Strategi

Oleh Dionisius Ngeta (Warga RT 018 RW 005 Kel. Wuring Kec. Alok, Kab. Sikka)

Debat Pilpres 2024 sudah sekali digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat Selasa, 12 Maret 2023. Debat tersebut mendapat perhatian luas dan beranekaragam tanggapan masyarakat Indonesia. Satu kali dari lima kali debat yang direncanakan digelar KPU pusat telah ditonton masyarakat Indonesia.

Berbagai pemandangan, aksi dan reaksi Capres/Cawapres telah dinikmati publik lewat berbagai media. Bukan saja ide/gagasan yang diperhadapkan sebagai peluru untuk menyerang pertahanan lawan, tapi joget dan reaksi dan aksi lainnya disuguhkan para kandidat. Sesi-sesi yang disiapkan dalam ajang debat sering terlewatkan begitu saja dengan hanya meng-iya-iya-kan atau mengapresiasi saja apa yang dikatakan dan dikerjakan lawan debat. Debat seperti kehilangan roh dan esensinya. Atau menurut Rocky Gerung, dari tiga Capres itu yang ada hanya Konsistensi sikap. Anis konsisten dengan metodologi, Prabowo konsisten mengumbar emosi dan Ganjar konsisten sebagai motivator.

Debat yang diselenggarakan KPU sesungguhnya adalah momentum literasi, di mana masyarakat mendapatkan adanya pertukaran bahkan pertarungan ide, visi dan strategi para kandidat presiden dan wakil presiden dalam menghadapi tantangan dan persoalan bangsa terutama berkaitan dengan tema-tema yang diusung KPU dan diperdebatkan. Masyarakat Indonesia mestinya mendapatkan bagaimana dan sejauh mana para kandidat saling menukarkan atau menawarkan bahkan mempertentangkan dan mempertarungkan ide, visi dan strateginya, lalu sedapat mungkin mengeksplorasi dan mengelaborasinya dengan argumentasi logis, rasional dan dengan keakuratan data. Ide-ide besar dan brilian berhadapan dengan tantangan dan permasalahan bangsa dan negara ke depan harus bisa didapatkan masyarakat dalam debat. Visi yang inspiratif dan optimistik bagi anak-anak bangsa harus bisa ditawarkan dan dapat diejawantahkan dalam strategi yang terukur dan dapat dilaksanakan.

BACA JUGA:
Di Sikka, Pemilih Usia 100 Hingga 112 Tahun Ada 54 Orang, dan Disabilitas Ada 4.508 Orang
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More