Dari Pinggiran ke Panggung: Mewujudkan Indonesia Inklusif 2045

Oleh Maria Nogo Kelodo, Mahasiswi STIPAS St. Sirilus Ruteng

Di bidang pendidikan,ada perkembangan penting. Penelitian oleh (Evi Muafiah, 2025)menunjukkan bahwa sekolah-sekolah di beberapa daerah sudah mulai menerapkan pendidikan inklusif yang mempertimbangkan kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial. Namun, implementasinya masih “sedang” pada sebagian besar sekolah. Guru-guru menghadapi tantangan seperti stereotip gender, kurikulum yang belum benar-benar inklusif, harapan sosial yang konservatif, kurangnya sumber daya, dan kesulitan dalam adaptasi metode pengajaran untuk siswa dengan kebutuhan khusus.

Selain itu, Program Gender Equality and Social Inclusion (GESI) yang dijalankan oleh UNDP Indonesia sejak 2021 sampai 2025 menjadi jembatan kebijakan yang memuat pendekatan transformasi norma, antardisiplin, dan lintas sektor. Strategi ini menggabungkan isu kemiskinan, lokasi geografis, identitas, suku, agama, hingga disabilitas sebagai pertimbangan dalam semua aspek program. Hal ini mengakui bahwa banyak diskriminasi bersifat intersectional  misalnya seseorang yang menyandang disabilitas dan berasal dari masyarakat adat mengalami pengucilan ganda.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More