Dari Pelataran Parkiran RSUD Ende Sampai Pelataran Rumah Tuhan (Refleksi Kecil : Kado Paskah dari Paroki Santo Marinus Pu’urere )

Dalam tradisi Gereja Katolik Roma, Pekan Suci dimulai dengan perayaan Hari Minggu Palma sebagai pintu gerbang bagi umat Katolik Roma memasuki hari – hari permenungan agung mengenang karya keselamatan Tuhan melalui Putra – Nya. Pekan Suci menjadi tanda bagi umat Katolik Roma untuk mengalami “kesunyian” yang paling esensial, bahwa manusia mesti “menarik” diri dari interese duniawi ( yang menyajikan kebahagiaan ( hedo ) yang bersifat artifisial ) kepada pengalaman rohaniah untuk menemukan keselamatan yang ditawarkan Tuhan melalui karya penebusan Sang Putra. Pekan Suci, momentum untuk beralienasi ( “mengasingkan” diri ).

Seperti di tempat – tempat lain, Paroki Santo Marinus Pu’urere memulai perayaan hari Minggu Palma dengan ritus perarakan umat sambil bernyanyi dan membawa daun Palma di tangan, simbol euforia umat menyambut Yesus memasuki Kota Yerusalem ribuan tahun lalu. Perarakan dimulai dari pelataran parkiran RSUD Ende menuju ke dalam Gereja Paroki Santo Marinus Pu’urere. Terlepas dari maksud lain, titik kumpul awal perarakan di pelataran parkiran RSUD Ende ( yang sedikit lapang ), saya merefleksikan bahwa ada maksud spiritual : umat diajak untuk memiliki kelapangan hati, membuka diri terhadap karya keselamatan Tuhan yang memasuki “Yerusalem” hati serentak kesediaan hati untuk merenungkan sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus yang menyelamatkan. Perayaan hari Minggu Palma di Paroki Santo Marinus Pu’urere serasa akbar selain agung, karena kehadiran umat yang berjubel dan tumpah ruah. Inilah simbol representasi sukacita umat menyambut kedatangan Yesus ke ( dalam ) Yerusalem ( hati ).